Friday, September 10, 2010

“Putus Cinta karena Kurang Apa“.

Aku dapat merasakan hancurnya hatimu. Aku pun pernah melakukan kesalahan fatal lewat kata-kata, melukai hati seorang pria yang kucintai, hingga dia meninggalkan aku untuk selama-lamanya. Hanya saja, aku mendukung keputusannya untuk “melupakan” diriku. Sebab, aku yakin ada banyak wanita lain yang lebih mampu membahagiakan dirinya. Daripada dia menderita bersamaku, lebih baik dia bahagia bersama wanita lain.

Karena itu, doaku bukanlah agar dia kembali bersatu denganku di dunia ini. Yang aku doakan adalah agar kami berjumpa kelak di surga. Aku yakin bahwa berjumpa dengan orang yang kita cintai di surga itu jauh lebih nikmat daripada bersatu di dunia.

Seperti dirimu, aku pun kehilangan kontak dengannya. Walau dia berkata memaafkan diriku, sikapnya menunjukkan bahwa dia berubah menjadi membenciku. Tahu-tahu, suatu hari setelah dua atau tiga tahun kehilangan kontak, dia kirimi aku pesan. Kata-katanya singkat, sekadar “say hello” layaknya seorang sahabat, seraya menyebut sebuah nama yang menyimpan kenangan terindah bagi kami. Namun, itu sudah cukup bagiku untuk yakin bahwa dia benar-benar sudah memaafkanku.

Tadinya aku tak tahu mengapa dia tiba-tiba mengirimi aku pesan begitu. Belakangan, barulah aku tahu bahwa ketika itu ternyata dia hendak menikah dengan waniya lain. Aku menduga, mungkin dia menghendaki supaya tak ada lagi ganjalan antara dia dan diriku.

Memang, “kehilangan” seseorang yang sangat kita cintai mungkin saja membuat kita sangat berduka, tetapi duka itu takkan lama. Itu pun ada solusinya. (Lihat “Dzikir untuk Atasi Derita di Jalan Cinta“.) Sementara itu, hikmahnya luar biasa, jauh lebih besar daripada penderitaan yang kita alami. Dengan demikian, kita tidak usah terlalu sedih kalau-kalau “kehilangan” si dia. Lihat Kisah Nyata: Bahagia walau cinta tak berbalas

Demikianlah . Aku yakin, dari situ kamu bisa memetik pelajaran sendiri mengenai apa yang sebaiknya kau lakukan dalam menghadapi kasus ini. Sekarang, cukuplah kutambahkan satu saja saran: Silakan simak “Putus Cinta karena Kurang Apa“.

Wednesday, September 8, 2010

BENARKAH FILOSOFI ‘PERSAHABATAN BAGAI KEPOMPONG’ ?

Apakah Anda pernah meluangkan sedikit waktu untuk merenung tentang arti filosofi tersebut ? Ada beberapa kontemplasi menarik yang menyebabkan saya berkeinginan untuk memposting ini.

Kepompong dalam satu sudut pandang berati proses metamorfosis yang mengandung makna bahwa titik kedewasaan seseorang akan terbentuk dengan ditempa ikhtiar dan ujian.

Sahabat adalah orang yang memberi kesempatan kepada kita untuk belajar berbagi. Sebuah jalinan persahabatan terkadang terlihat seperti air di kolam. Ketika kita menyaksikannya dari kejauhan, dia sering terlihat indah dan jernih. Namun ketika kaki kita berusaha mendekat dan masuk ke dalamnya, air itu akan mudah menjadi keruh jika kita kurang berhati – hati.

Musuh adalah orang yang datang dari keterbatasan rasa manusia. Orang bijak ternyata bukanlah dia yang tidak mempunyai musuh. Sebaliknya, orang bijak adalah dia yang bisa menganggap musuh sebagai pihak yang banyak memberi tahu tentang kelemahan dan kekurangan kita.

Bagaimana tentang kontemplasi Anda ? Salam sastra !